Rabu, 01 Agustus 2012

SEjarah Kesenian BArong Blora

- Kesenian Barongan merupakan kesenian khas JawaTengah. Namun dari beberapa daerah yang ada di Jawa Tengah, Kabupaten Blora yanglebih banyak dalam jumlah bila dibandingkan dengan lainnya.Sepintas kesenian ini mirip dengan reog Ponorogo, namun bila diperhatikan banyak terdapat perbedaannya. Apalagi berkaitan dengan pakem cerita yang melatar belakangikesenian tersebut.Seni Barong merupakan salah satu kesenian rakyat yang amat populer dikalangan masyarakat Blora, terutama masyarakat pedesaan. 
Didalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan masyarakat Blora,
seperti sifat spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan,kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran.Biasanya secara rutin tiap tahunnya pemerintah kabupaten melalui dinas pariwisatanya mengadakan kontes barongan antar sanggar yang tersebar di berbagai kecamatan diBlora.Pada akhir tahun lalu, dalam rangka memeriahkan hari jadi Kabupaten Blora yang ke 260tahun, Pemerintah Kabupaten Blora pada tanggal 19 Desember 2009 kemarin menyelenggarakan acara Deklarasi Barongan Blora. Acara diselenggarakan disepanjang jalan Pemuda Blora
Dalam acara ini, ditampilkan sekitar 600 buah barongan dari berbagai kecamatan yangada di Kabupaten Blora. Ini merupakan pentas barongan terbesar yang pernah ada di kotaBlora. Pada deklarasi tersebut dinyatakan bahwa& nbsp; Barongan  merupakan kesenian asli Kabupaten Blora, sehingga harus dilestarikan. 
Barongan dalam kesenian barongan adalah suatu pelengkapan yang dibuat menyerupaiSingo Barong atau Singa besar sebagai penguasa hutan angker dan sangat buas.
 Adapun tokoh Singobarong dalam cerita barongan disebut juga GEMBONG AMIJOYOyang berarti harimau besar yang berkuasa.Kesenian Barongan berbentuk tarian kelompok yang isinya menirukan keperkasaan gerak seekor Singa Raksasa. Peranan Singo Barong secara totalitas didalam penyajianmerupakan tokoh yang sangat dominan, disamping ada beberapa tokoh yang tidak dapatdipisahkan yaitu Bujangganong / Pujonggo Anom, Joko Lodro / Gendruwo, pasukanberkuda / reog, Noyontoko dan Untub.Selain tokoh tersebut diatas pementasan kesenian barongan juga dilengkapi beberapa perlengkapan yang berfungsi sebagai instrumen musik antara lain kendang,gedhuk,bonang, saron, demung dan kempul. Uniknya, seiring dengan perkembangan jaman ada beberapa penambahan instrumen modern yaitu berupa Drum, Terompet, Kendang besar dan Keyboards. 
Adakalanya dalam beberapa pementasan sering dipadukan dengankesenian campur sari.Kesenian barongan bersumber dari hikayat Panji, yaitu suatu cerita yang diawali dariiring-iringan prajurit berkuda mengawal Raden Panji Asmarabangun / Pujonggo Anomdan Singo Barong.Adapun secara singkat dapat diceritakan sebagai berikut :Prabu Klana Sawandana dari Kabupaten Bantarangin jatuh cinta kepada Dewi Sekartajiputri dari Raja Kediri, maka diperintahlah Patih Bujangganong/Pujonggo Anom untuk meminangnya.Keberangkatannya disertai 144 prajurit berkuda yang dipimpin oleh empat orang perwiradiantaranya Kuda Larean, Kuda Panagar, Kuda Panyisih dan Kuda Sangsangan.Saaat tiba di hutan Wengker rombongan Prajurit Bantarangin dihadang oleh Singo Barong sebagai penjelmaan dari Adipati Gembong Amijoyo yang ditugasi menjaga keamanan di perbatasan. Di tempat ini akhirnya terjadi perselisihan yang memuncak menjadi peperangan sengit.Semua Prajurit dari Bantarangin dapat ditaklukkan oleh Singo Barong, akan tetapikeempat perwiranya dapat lolos dan melapor kepada Sang Adipati Klana Sawandana.Pada saat itu juga ada dua orang Punokawan  Raden Panji Asmara Bangun dari   Jenggala bernama Lurah Noyontoko dan Untub juga mempunyai tujuan yang sama yaitudiutus R. Panji untuk melamar Dewi Sekar Taji.Setelah sampai dihutan Wengker, Noyontoko dan Untub mendapatkan rintangan dariSingo Barong yang melarang keduanya utuk melanjutkan perjalanan, namun keduanyasaling ngotot sehingga terjadilah peperangan.Noyontoko dan Untub merasa kewalahan sehingga mendatangkan saudara sepeguruannyayaitu Joko Lodro dari Kedung Srengenge. Akhirnya Singo Barong dapat ditaklukkan dandibunuh. Akan tetapi Singo Barong memiliki kesaktian. Meskipun sudah mati asaldisumbari ia dapat hidup kembali.Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke R. Panji, kemudian berangkatlah R. Panji denganrasa marah ingin menghadapi Singo Barong. Pada saat yang hampir bersamaan AdipatiKlana Sawendono juga menerima laporan dari Bujangganong ( Pujang Anom ) yangdikalahkan oleh Singo Barong.Dengan rasa amarah Adipati Klana Sawendada mencabut pusaka andalannya, yaituberupa Pecut Samandiman dan berangkat menuju hutan Wengker untuk membunuhSingo Barong. 
Sesampainya di Hutan Wengker dan ketemu dengan Singo Barong, maka tak terhindarkan pertempuran yang sengit antara Adipati Klana Sawendana melawan SingoBarong. 
Dengan senjata andalannya Adipati Klana Sawendana dapat menaklukkan SingoBarong dengan senjata andalannya yang berupa Pecut Samandiman. Singo Barong kenaPecut Samandiman menjadi lumpuh tak berdaya. 
Akan tetapi berkat kesaktian Adipati Klana Sawendana kekuatan Singo Barong dapat dipulihkan kembali, dengan syarat Singo Barong mau mengantarkan ke Kediri untuk melamar Dewi Sekartaji.Sampai di alun-alun Kediri pasukan tersebut bertemu dengan rombongan Raden Panjiyang juga bermaksud untuk meminang Dewi Sekartaji. Perselisihanpun tak terhindarkan,akhirnya terjadilah perang tanding antara Raden Panji dengan Adipati Klana Sawendano,yang akhirnya dimenangkan oleh Raden Panji.Adipati Klana Sawendana berhasil dibunuh sedangkan Singo Barong yang bermaksudmembela Adipati Klana Sawendana dikutuk oleh Raden Panji dan tidak dapat berubahwujud lagi menjadi manusia (Gembong Amijoyo) lagi.Akhirnya Singo Barong takluk dan mengabdikan diri kepada Raden Panji, termasuk prajurit berkuda dan Bujangganong dari Kerajaan Bantarangin.Kemudian rombongan yang dipimpin Raden Panji melanjutkan perjalanan guna melamar Dewi Sekartaji   Suasana arak-arakan yang dipimpin oleh Singo Barong dan Bujangganong inilah yangmenjadi latar belakang keberadaan kesenian Barongan.(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



chatt